Berawal dari baca-baca milis ASI FOR BABY, bunda baca sebuah email yang berjudul : Butuh ASI.. help.. untuk seorang bayi laki-laki berumur 4 bulan. Bundanya sakit, jadi ASIP nya drop. Dan dia minta bantuan donor ASI.
Langsung bunda teringat, entah udah berapa puluh botol ASIP Ofal yang berakhir di tempat cuci piring, dengan alasan freezernya udah kepenuhan. Duuh.. langsung muncul perasaan bersalah. Di saat bayi-bayi di luaran sana masih banyak yang membutuhkan ASI, bunda malah buang2 ASIP.
Spontan bunda tanya sama ayah.. boleh ga kalo bunda pengen mendonorkan ASI Ofal untuk bayi itu. Insyaallah bisa bermanfaat. Ayah juga setuju. Jadii.. oke deh, bunda langsung repply email dari mbak Mia bundanya Athar (bener ga ya nulis namanya? ^^), menawarkan ASIP Ofal. Mbak Mia dengan senang hati menerima.
Sampai akhirnya, kita janjian di rumah bunda. Mbak Mia orangnya ramah, dia bawain kue2 buat bunda.. Bunda mah seneng2 aja nih dapet kiriman kue.. hehehe.. Ternyata dia juga bawa anaknya. Ternyata Athar itu anak ke-2nya. And u know what? Athar ini agak2 mirip sama Ofal. Sama ndutnya dannn sama rambutnya.. hehe.. adanya cuman di ujung kepalanya to.. Sampe ibu tetangga sebelah nyapa.. dikiranya itu Ofal hehehe... Cuman kalo Athar anaknya kalem banget, beda sama Ofal yang ga mau diem. Mbak Mia ini bener2 usaha banget nyari2 ASIP buat Athar, bahkan sampe ke Bandung pun dijabanin.. mmm.. What a great mom..Ofal juga sempet ketemu nih sama saudara barunya, tapi berhubung dia udah ngantuk berat, pas Athar dateng Ofal langsung tepar dengan suksesnya.
Setelah ngobrol ngalor ngidul, akhirnya transaksi pun dilakukan.. Dan sekitar 30 botol uc @100ml pun berpindah tangan.
Alhamdulilah.. mudah2an cocok ya.. mudah2an Athar suka, mau mimi susunya... mudah2an jadi manfaat.. Alhamdulilah juga, bunda ga buang2 ASIP minggu ini. Mudah2an ASIP bunda masih tetep akan banyak, supaya bisa terus bantu bayi2 laen yang kekurangan ASI.
Ofal sayang.. bunda minta ijin ya.. ga apa2 ya, sebagian susunya Ofal bunda kasih ke temennya Ofal. Insyaallah ASI buat Ofal akan selalu cukup ya..
Untuk donor ASI ini, bunda juga bukan tanpa pertimbangan. Bunda juga coba cari2 informasi mengenai donor asi ini.
Yang pertama mengenai syarat untuk menjadi seorang donor ASI dari segi kesehatan.
Menurut Mia Sutanto, SH, LLM, Konselor Laktasi. Artikelnya diambil dari http://aimi-asi.org/
- HIV/AIDS
Walaupun penelitian terbaru yang dilakukan telah menemukan bahwa apabila seorang ibu yang positif HIV menyusui secara eksklusif bayinya selama 6 bulan, maka justru akan menurunkan resiko penularan terhadap bayinya, namun dalam hal berbagi ASI, seorang ibu yang positif HIV tidak dianjurkan untuk mendonorkan ASI (kekhawatiran terhadap resiko penularan serta efek sampingan dan terapi pengobatan yang sedang dijalankan). Di luar negeri, ASI donor secara rutin di-pasteurisasi, karena virus HIV dapat di non-aktifkan dengan memanaskan ASI pada suhu derajat yang tinggi. Pasteurisasi dapat juga dilakukan di rumah
Hepatitis B dan C
Secara teori, memang ada kemungkin resiko penularan virus Hepatitis B dan C, tetapi ini hanya akan terjadi apabila ASI yang didonorkan terkontaminasi oleh darah seorang ibu yang menderita penyakit tersebut (kontaminasi darah dalam ASI yang disebabkan, misalnya, oleh putting luka/lecet).
TBC
Resiko penularan TBC melalui ASI donor hampir tidak ada, kecuali apabila ibu yang mendonorkan ASI menderita infeksi TBC yang memang terlokalisasi di daerah payudara, kasus yang sangat jarang terjadi. Resiko penularan TBC pada seorang bayi yang sedang menyusu akan terjadi ketika ibunya yang terinfeksi dengan penyakit tersebut bernafas atau batuk tepat di muka bayinya, sehingga partikel-partikel TBC akan terhirup langsung oleh bayi. Penularan tidak terjadi melalui ASI.
CMV (cytomegalovirus) dan HTLV (human T lymphotropic virus)
Seorang ibu yang terinfeksi dengan CMV, maka ada kemungkinan ASI-nya juga mengadung virus tersebut sehingga timbul resiko penularan terhadap bayinya. Namun demikian, karena manfaat pemberian ASI jauh melebihi resiko penularan itu sendiri (resiko penularannya tergolong kecil), dan karena ASI mengadung zat-zat antibodi yang melindungi terhadap penyakit CMV, maka ibu yang terinfeksi CMV tetap dianjurkan untuk terus menyusui bayinya. Untuk donor ASI, ibu yang terinfeksi dengan CMV tidak dianjurkan untuk menyumbangkan ASI-nya.
Sama dengan kasus seorang ibu yang menderita penyakit HIV/AIDS dan CMV, seorang ibu yang terinfeksi HTLV juga tidak disarankan untuk menyumbangkan ASI-nya. Namun demikian, HTLV-1 (dan seluruh sel-selnya) akan musnah dalam jangka waktu 20 menit dengan memanaskan pada suhu 56°C (atau dalam jangka waktu 10 menit pada suhu 56°C), atau membekukan pada suhu -20°C selama 12 jam. (56 May JT. Molecular Virology: Tables of Antimicrobial Factors and Microbial Contaminants in Human Milk. Table 7: Effect of heat treatment or storage on antimicrobial factors in human milk).
Rokok, Narkoba dan Alkohol
Penting untuk mengetahui apakah ibu yang mendonorkan ASI adalah seorang perokok, sering mengkonsumsi alkohol (kurang dari 1 gelas per hari biasanya dianggap aman – tetapi alkohol dapat menyebabkan gangguan tidur pada bayi), dan mengkonsumsi kafein dalam jumlah yang besar (lebih dari 1-2 cangkir perhari – dapat menyebabkan bayi menjadi rewel). Penggunaan seluruh jenis narkotika dan obat-obatan terlarang adalah tidak aman.
Obat-obatan
Sebagian besar obat-obatan yang dijual secara bebas maupun yang diresepkan oleh dokter adalah tergolong aman, dan daftar obat-obatan yang termasuk tidak aman bagi seorang ibu yang menyusui sangat pendek. Contoh obat-obatan yang aman termasuk antibiotika, obat asma, tiroid dan anti-depresan. Untuk referensi tingkat keamanan obat-obatan yang dikonsumsi oleh seorang ibu menyusui, dapat menggunakan buku karangan Thomas Hale, berjudul “Medications and Mothers Milk”, atau gunakan daftar yang diterbitkan oleh AAP (American Academy of Pediatrics) (The Transfer of Drugs and Other Chemicals Into Human Milk — Committee on Drugs 108 (3): 776 — AAP Policy), atau gunakan LactMed Search. Catatan, bank ASI yang terdapat di luar negeri sebagian besar tidak menerima donor ASI dari seorang ibu yang sedang mengkonsumsi obat-obatan maupun seorang ibu yang merokok.
Bunda ga mengidap satupun dari penyakit di atas. Bunda juga ga memakai narkoba dan alkohol juga ga merokok. Dan selama menyusui ini, bunda juga amat sangat menjaga asupan obat2an bunda. Kalo ga sakit banget banget, bunda ga akan minum obat. Terkecuali obat ASMA ya.. Obat itu bener2 nyawa bunda deehh.. tapi meskipun gitu, obat ASMA kan termasuk obat yang aman digunakan untuk busui kan..? Jadi menurut pertimbangan bunda, ASI bunda masih termasuk layak untuk didonorkan.
Tadi waktu bunda mendonorkan ASIP Ofal, bunda juga sempet merasa ga PD dengan kualitas dari ASI yang akan didonorkan. Tus bunda cobain dulu ke Ofal, dan dia mau.. berarti ASI nya masih baik-baik aja kan ya.. Soalnya kan kalo ASI nya udah basi, pasti Ofal juga ga mau.. Bunda juga cerita ke mbak Mia tentang kondisi ASIP2 perah Ofal. Supaya ga ada yang ditutupi aja..
Yang kedua mengenai hukum saudara sepersusuan.
Mengenai hal ini, masih ada pro dan kontra. Yang satu menyebutkan bahwa dengan si bayi minum ASI dari ibu lain baik itu langsung maupun tidak, maka bayi tersebut secara otomatis telah menjadi bayi susunya. Sedangkan pendapat lain mengatakan, jika si bayi tidak menyusu langsung maka tidak bisa dikatakan si bayi itu menjadi bayi susunya.
Hmm.. Allahuallam ya... Tapi bunda mencoba mengantisipasi hal ini dengan cara mendonorkan ASIP Ofal hanya kepada bayi laki2 saja.. Bukannya pilih kasih yaa.. tapi hal ini salah satu cara untuk meminimalisir masalah yang mungkin kelak akan timbul dengan adanya hukum saudara sepersusuan.
Setelah baca2, bunda makin yakin untuk donor ASI ini. Selama niat kita baik, kita bisa dan tidak melanggar aturan yang ada.. kenapa ngga? ya kan?
0 comments:
Post a Comment